-->
9vfg0AJa4SKEeswrn3rRCky8f8QOEXRuxxHmRFzq
© Ifhaam. All rights reserved. Premium By Raushan Design

Labels

Bookmark

Belajar bersikap Tawasuth dengan mengaplikasikan ayat pertama Al Quran

Ma'lum Dhoruri, intuisi ilahi pertama yang diturunkan oleh Tuhan kepada Nabi Muhammad adalah Al - 'Alaq ayat 1 sampai 5. Dua diksi pertama dari 5 ayat tersebut adalah kalimat إقراء dan بسم ربّÙƒ. Secara teks kalimat tersebut merupakan bentuk amr (perintah) yang pertamakali diterima oleh nabi sepanjang sejarah hidupnya, dan ayat ini menghasilkan banyak konsepsi.

Salah satunya jika dilihat dari konteks pendidikan, dua diksi tersebut seakan bentuk penjelasan bahwa untuk menemukan epistemologi islam itu, berawal dari قراء / membaca, membaca eksistensi Tuhan dan membaca Islam itu sendiri dengan link indrawi ( محسوسات ) secara proporsional besertaan dengan Rasionalitas (معقولات). Pastinya untuk hal ini ada proses yang dibutuhkan. Dalam hal prosesnya, seseorang adakalanya melakukannya secara mendatangi ilmu itu sendiri, seperti belajar, membaca, menulis. Ikhtiyar seperti Ini lazim disebut dengan bahasa "Mencari Ilmu Secara Kasbi."

Tetapi ada yang justru ilmu itu sendiri yang mendatangi para insan, Ini sering dinamakan ilmu hudluri atau lebih masyhur dengan sebutan ilmu laduni.

Pada haqiqatnya ilmu laduni tertanam pada setiap insan sejak awal penciptaannya. Hanya saja cahaya itu tertutup redup seiring kotoran dosa yang melumuri.

Dengan demikian praktek tazkiyatunnufus (pembersihan jiwa) yang di ajarkan para sufi adalah bentuk aplikasi untuk membuka dan mempersiapkan jiwa supaya pantas didatangi oleh cahaya yang hampit sirna itu.

Konklusi nya, bahwa dari kalimat اقراء, kita sebagai seorang mu'min hendaknya menggunakan akal dan pikiran untuk menemukan batasan dan membaca Ilmu pengetahuan islam, dalam Al Qur'an ada tiga term yang digunakan untuk mengistilahkan mereka yang menjadi pembimbing kita dalam menempuh jalan itu, ketiga istilah itu adalah علماء , ربيون, اهل الذكر. 

Dalam lanjutannya diatas di tuturkan kalimat "بسم ربك" dengan nama Tuhanmu. Disini Tuhan memperkenalkan Antologinya dan memang yang harus kita perhatikan. Karena jika kita hanya tersibukan dengan rasio dan pengetahuan tanpa membaca Asma Tuhan maka akan jatuh pada tathoruf tasahul (Liberal). Pun sebaliknya jika kita hanya terfokus menyebut Tuhan, tanpa belajar menemukan batas dan dasar dasar ilmu pengetahuan, padahal dalam hal ini Al Qur'an hadir membawa tiga fungsi : burhan, bayan, 'irfan. Maka dipastikan akan jatuh pada tathoruf tasyadud (Radikal). 

Oleh karena itu kita harus bersikap I'tidal wa tawasut, dengan membaca lengkap dua kalimat diatas. 
"اقراء بسم ربك" 

Wa Allahu 'Alam
0

Post a Comment