Perang Mu'tah terjadi bada bulan Jumadil Awal tahun 8 Hijriyyah / September 629 Masehi, merupakan perang terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah Rasulullah.
Mu'tah sendiri adalah sebuah nama dusun di sekitar wilayah Syam.
Latar Belakang Terjadinya Peperangan
Pada abad ke 7 Hijriyyah Rasulullah melakukan tahapan baru dalam dakwah nya beliau mengirim surat (korespondensi) ajakan masuk Islam kepada beberapa Raja dan Penguasa pada saat Itu.
Diantaranya ;
*Najasyi, Raja Habasyah
*Al Muqauqis, Raja Mesir
*Kisra, Kaisar Persia
*Al Harits bin Abi Syamr Al Ghasani, Raja Ghosan /Pemimpin Damasqus.¹
*Hauzah bin Ali, Penguasa Yamamah
*Al Mundzir Al Sawi, Penguasa Bahrain,²
*Najasyi, Raja Habasyah
*Al Muqauqis, Raja Mesir
*Kisra, Kaisar Persia
*Al Harits bin Abi Syamr Al Ghasani, Raja Ghosan /Pemimpin Damasqus.¹
*Hauzah bin Ali, Penguasa Yamamah
*Al Mundzir Al Sawi, Penguasa Bahrain,²
*Yuhanna ibn Rub'ah, Penguasa Yerusallem
*Raja - Raja Oman.
Dan juga mengirim surat kepada Syurahbil bin Amr Alghassani Gubernur Bushra/Basrah di wilayah Syam yang berada dibawah kekuasaan Kaisar Romawi.
Dan juga mengirim surat kepada Syurahbil bin Amr Alghassani Gubernur Bushra/Basrah di wilayah Syam yang berada dibawah kekuasaan Kaisar Romawi.
Diantara mereka ada yang menerima, ada yang menolak dengan baik, dan ada yang menolak dengan keras bahkan dengan cara yang keji.
Salah satunya adalah apa yang Dilakukan Syurahbil bin Amr Alghassani.³ Ia telah bertindak melampaui batas kepada utusan Rasulullah Saw, yaitu Harits bin Umair Al Azdi. Dia ditangkap dan di bunuh oleh Syurahbil, mendengar kabar ini Umat Islam merasa tertantang karena harga dirinya telah dihina dan di injak oleh Kaum Kafir.
Karena dalam hukum bangsa arab, pembunuhan terhadap seorang utusan merupakan sebuah perbuatan keji dan bentuk penghinaan yang besar.
Rasulullah mengabarkan hal ini kepada Kaum Muslimin " Saudara kita, utusanku Harits bin Umair Al Azdi telah di bunuh. Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka besok setelah Shubuh berkumpul untuk perang di jalan Allah."
Keesokan harinya terkumpulah 3000 pasukan, ini pasukan terbesar muslim setelah perang Ahzab.⁴
Rasulullah memberikan pesan pesan,
beliau mengangkat Zaid Bin Haritsah sebagai komandan, Rasulullah menyerahkan bendera berwarna putih kepadanya. Kemudia berpesan
"Jika Ia Terbunuh Maka Diganti Oleh Ja'far bin Abi Tholib dan jika Ia terbunuh juga, maka di ganti oleh Abdullah bin Rawahah."⁵
Kemudian Rasulullah pun melepaskan pasukan nya, pelapasan ini juga dihadiri warga Madinah yang tidak ikut berperang.
Pasukan terus berjalan, setiba nya di Mu'an wilayah selatan Yordan, pasukan muslim beristirahat disini sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan kembali.
Pada saat tiba di Mu'an tsb, pasukan Muslim mendengar kabar bahwa pasukan Musuh diberi bantuan Romawi dengan bantuan 100.000 pasukan. Jumlah mereka menjadi 200.000 prajurit karena ditambah koalisi pasukan Arab Kristen yang terdiri atas Lakhm, Judzam, Balqin, Bahra, dan Balli dibawah komando Malik bin Zafillah.⁶
Karena terkejut dengan hal ini pasukan muslim segera mengadakan musyawaroh untuk menentukan bagaimana langkah selanjutnya yg harus dilakukan. Tercapailah kesepakatan diantara pasukan Kaum Muslim, yaitu mengirim surat kepada baginda Rasulullah di Madinah, meminta nasihat dan menjelaskan kenyataan yang terjadi di medan perang, namun Abdullah bin Rawahah tidak setuju dengan kesepakatan ini, segeralah ia menyeru pasukan muslim dan berusaha memengaruhi kaum muslim
"Wahai semua orang, demi Allah apa yang tidak kalian sukai dengan kepergian ini sebenarnya justru merupakan sesuatu yang kita cari, yaitu mati syahid. Kita tidak berperang dengan manusia karena jumlah,kekuatan, dan banyak nya personel. Kita tidak memerangi mereka melainkan karena agama ini, yang dengan nya Allah telah memuliakan kita. Maka berangkatlah, karena disana hanya ada salah satu dari dua kebaikan : kemenangan atau mati syahid.⁷
Mereka pun terbakar kembali semangatnya dan membulatkan tekad untuk menghadapi musuh yang jumlah nya besar.
Pasukan muslim mulai maju bergerak mendekati desa Masyarif al Balqa, yang menjadi markas pasukan Heraklius, wilayah ini tak jauh dari Mu'tah. Untuk menghindari pertempuran dini kaum muslim berbelok ke arah Mu'tah. Untuk dijadikan markas dan tempat mengatur strategi. Di Mu'tah kaum muslim mencari desa untuk di jadikan benteng. Karena tak mungkin menghadapi pasukan besar tanpa melakukan hal ini.
Pertempuran pun terjadi. seruan takbir dari zaid bin haritsah menjadi pembuka pertempuran itu .Kaum muslim di bagi dua kelompok. Sayap kanan di pimpin oleh Ubadah bin Malik, sayap kiri di pimpin oleh Quthbah bin Qatadah. Dan Zaid bin Haritsah sebagai Komandan dan yang memegang bendera/panji Islam.
Zaid bin Haritsah terbunuh, beliau syahid di medan pertempuran ini.
Bendera tersebut segera diambil oleh Ja'far bin Abi Tholib, beliau bertempur dan mengibarkan bemdera putih yang pada waktu itu sebagai panji Islam.
Salah satu prajurit Romawi Menebas tangan kan Ja'far sampai terputus, tetapi beliau tetap kuat dan segera mengambil panji itu dengan tangan kiri nya, lalu tebas selanjut nya datang dari prajurit romawi yang memutuskan tangan kirinya, ia masih kuat berjuang dan berusaha tetap mengibarkan bendera walaupun ia telah kehilangan 2 tangan nya, ia kibarkan bendera dengan bantuan gigitan giginya, dan akhir nya ia harus gugur syahid setelah tusukan pedang prajurit Romawi menyasar Tubuhnya.
Dan Abdullah pun bernasib sama dengan kedua komandan sebelum nya yang telah gugur menjadi syuhada.
Melihat hal ini Tsabit bin Arqom segera mengambil panji yg terlepas dari pegangan Abdullah, dan segera sesaat setelah perang dijeda pada malam hari kedua belah pihak beristirahat dan mengatur strategi.
Pada saat itulah Tsabit bin Arqom mengusulkan kepada kaum Muslim mengenai siapa yang akan menggantikan untuk menjadi komandan selanjutnya, Kholid bin Walid mendekat, Sudahlah engkau saja wahai Tsabit bin Arqom, Ucap Kholid bin Walid. Tsabit bin Arqom menolak nya karena ia merasa tidak pantas, lantas Tsabit bin Arqom menyeru kepada pasukan Muslim untuk memilih siapa kira kira yang menurut mereka layak untuk menjadi komando pengganti tiga komando yang telah gugur.
Pasukan Muslim meyetujui Kholid Bin Walid Untuk menjadi komando pengganti tsb.
Pasukan Muslim meyetujui Kholid Bin Walid Untuk menjadi komando pengganti tsb.
Kholid bin Walid dan Strategi Perangnya
Sudah 6 Hari perang ini berlangsung.
Pada malam hari, kedua kubu mundur ke markas untuk beristirahat dan mengatur strategi. Kholid bin Walid menyadari bahwa kita tidak bisa mengakhiri perang ini dengan kemenangan. Dan Kaum Muslimin pun juga sama menyadari akan hal ini. Kemudian mereka bermusyawaroh dan banyak yang mengusulkan untuk menarik pasukan.
Sudah 6 Hari perang ini berlangsung.
Pada malam hari, kedua kubu mundur ke markas untuk beristirahat dan mengatur strategi. Kholid bin Walid menyadari bahwa kita tidak bisa mengakhiri perang ini dengan kemenangan. Dan Kaum Muslimin pun juga sama menyadari akan hal ini. Kemudian mereka bermusyawaroh dan banyak yang mengusulkan untuk menarik pasukan.
Kemudian Kholid bin Walid menawarkan sebuah ide yang cerdas. Dan ia pun menjelaskan strategi nya dimana dengan strategi ini kita bisa mundur tanpa disusul oleh mereka. Karena jika kita menarik mundur dan keluar padang pasir tanpa menerapkan strategi, maka mereka akan bisa menyusul kita dan menghabisi kita di padang pasir.
Segeralah di pagi, hari Ke tujuh peperangan, Kholid bin Walid menerapkan strategi yang ia rancang pada malam hari sebelumnya.
Sebelum ke medan pertempuran, para prajurit mandi dan membersihkan pakaian mereka sebaik mungkin sesuai perintah kholid bin walid. Pasukan dibagi menjadi beberapa bagian. Pasukan sayap kanan, pasukan sayap kiri, pasukan depan dan pasukan belakang.
Mereka membawa bendera bendera baru dengan tulisan " Pasukan Baru ". Strategi ini dilakukan Kholid bin Walid untuk mematahkan semangat musuh karena mereka akan beranggapan kaum muslim telah di kirim bantuan pasukan baru.
Strategi pun diterapkan. Pasukan sayap kiri mendatangi pasukan sayap kanan musuh, pasukan sayap kanan mendatangi pasukan sayap kiri musuh, pasukan depan ke belakang dan pasukan di belakang maju kedepan. Kemudian kholid bin walid menyimpan 300 pasukan kuda di belakang mengusahakan supaya debu naik mengepul dan membumbung supaya mereka mengira bahwa di belakang ada pasukan baru yang terus berdatangan. Strategi ini pun berhasil. Pertampuran berlangsung sengit ketakutan yang membayang bayangi pasukan musuh membuat mereka tidak bisa berperang secara maksimal akhirnya banyak dari pasukan musuh yang terbunuh dan hanya 12 Orang dari pasukan muslim yang gugur menjadi syuhada. Melihat keadaan seperti ini kholid bin walid segera menarik mundur pasukan depan bergerak keluar ke padang pasir dan di susul dengan 2 sayap kanan dan kiri lalu pasukan belakang yang diisi pasukan berkuda maju ke depan.
Pasukan musuh mengira bahwa apa yang dilakukan pasukan muslim hanya siasat, mereka mengangap Pasukan Muslim tidak benar benar menarik pasukan nya. Anggapan Musuh yang seperti ini adalah bentuk kesuksesan Kholid bin Walid menerapkan Strateginya. Karena sebagaimana yang sudah disinggung, bahwa tujuan utama penerapan strategi baru adalah selain untuk menciptakan kegentaran dan ketakutan pada musuh, juga supaya pasukan Muslim bisa mundur bergerak keluar ke padang pasir tanpa disusul pasukan musuh.
Dan akhir nya pasukan muslim pun berhasil menarik mundur pasukan tanpa disusul oleh mereka. Kholid bin Walid menghabiskan 9 pedang dalam pertempuran ini karena keras nya pertempuran membuat pedang Kholid bin Walid banyak yang patah.
Dan akhir nya mereka sampai di Madinah dengan Selamat.
Dimulai sejak peristiwa inilah Rasulullah menjuluki Kholid bin Walid sebagai Pedang Allah (Syaifullah)
Wallahu 'alam.
--------------
¹.Dalam buku Api Tauhid, dia adalah Raja Ghassan. Tetapi dalam buku The Great Story Of Muhammad dia adalah pemimpin Damaskus
².Tetapi dalam buku The Great Story Of Muhammad, namanya adalah Mundzir Bin Sawa
³.Dalam buku Api Tauhid bahwa Syurahbil hanya menangkapnya dan membawanya ke pemimpin Bushra lalu dibunuh. Hal ini sama dengan apa yang tertulis dalam buku "Lentera Kegelapan" Bahwa Syurahbil tidak disebut sebagai gubernur Ghossan dia adalah kepala suku Ghossan yang beragama kristen. Ia yang membunuh utusan Rasulullah Harits bin Umair Al Azdi ketika hendak mengirim surat ke pemimpin Bushro.
Sedangkan dalam buku "The Great Story Muhammad" bahwa Syurahbil bin amr Al Ghosanni adalah Gubernur Basrah itu sendiri, yang dikirim surat oleh Rasulullah melalui utusan nya.
⁴.The Great Story Of Muhammad
⁵.Zad al Ma'ad
⁶.Al Fushul Fi Sirah Rasul
⁷.Siroju Adz Dzulam



Post a Comment