-->
9vfg0AJa4SKEeswrn3rRCky8f8QOEXRuxxHmRFzq
© Ifhaam. All rights reserved. Premium By Raushan Design

Labels

Bookmark

Amarah Sayyidina Umar yang teredam oleh kecerdasan Sayyidina Ali.

Diriwayatkan, bahwa Sayyidina 'Umar bin Khotob R.A menemui Hudzaifah bin Alyamani. Pada saat itu Sayyidina 'Umar bin Khotob R.A sudah menjadi seorang khalifah.

Sayyidina Umar bertanya kepada Hudzaifah. Kaifa asbahta..? (bagaimana kabarmu pagi ini).
Aku mencintai fitnah, dan membenci perkara haq, Aku membaca apa yang tidak diciptakan, dan Aku bersaksi pada apa yang tidak Aku lihat, dan Aku sholat tanpa wudlu, di bumi Aku memiliki yang tidak Allah miliki.

Mendengar jawaban itu Sayyidina 'Umar bin Khotob R.A sangat marah. Ketika dalam keadaan seperti itu, Sayyidina Ali -Karama Allah Wajhah- lewat dan melihat Sayyidina Umar dalam keadaan marah, beliau pun menjelaskan kepada Sayyidina Ali hal yang telah menyebabkan kemarahannya.

Mendengar penjelasan itu, Sayyidina Ali berkata kepada Sayyidina 'Umar. Wahai amirol mu'minin semua jawaban itu jangan membuat engkau marah. Karena ungkapan Hudzaifah " aku mencintai fitnah" adalah ta'wil dari firman Allah
انما اموالكم واولادكم فتنة
Pastinya harta kalian dan anak-anak kalian adalah fitnah.

Adapun ungkapan "aku membenci perkara haq", maka kematian adalah perkara haq, setiap orang pasti merasakan kematian.

Kemudian ungkapan " berkata sesuatu yang tidak diciptakan", sesuatu itu adalah Al Qur`an. Hudzaifah membaca Al Qur'an dan Al Qur'an itu bukan Makhluq.

Sedangkan ungkapan " aku bersaksi pada apa yang tidak dilihat", maka sesungguhnya Hudzaifah membenarkan / bersaksi pada Allah dan ia tidak melihat-NYA.
Kemudian ungkapan " يصلى بغير وضوء" maksudnya beliau membaca sholawat kepada nabi -bukan يصلى dengan makna sholat-.

Dan terakhir ungkapan " di bumi aku memiliki hal yang tidak Allah miliki", Hudzaifah memiliki istri dan anak sedangkan Allah tidak beranak dan tidak diperanakan.

Sayyidina Umar pun memujinya.
درُّك يا ابا الحسن،
Bagus! Wahai  Abu Alhasan.

- Bahru ad Dumu'i lil imam Jamaluddin Abi al Faraj ibn Al Jauzi. (Sahifah.130)
Post a Comment

Post a Comment