Yang seharusnya kita yakini, sebagai repretasi atas keyakinan kita terhadap eksistensi Tuhan adalah bahwa Allah tersifati oleh setiap sifat jamal (keindahan), setiap sifat Jalal (keagungan) dan dari setiap sifat Kamal (kesempurnaan). Kita harus meyakininya secara umum, keterbatasan manusia dalam mengetahui secara rinci terhadap setiap sifat tersebut, menjadi alasan diwajibkan nya atas kita meyakininya secara Ijmali (Universal).
Pun sebaliknya, kita harus meyakini bahwa Allah terlepas dan di bersihkan dari setiap (seluruh) sifat Kekurangan.
Dua hal diatas yang wajib kita yakini secara Ijmali (Universal).
Kemudian Abu Hasan Ali Al Asy'ari, merumuskan sifat sifat Allah secara spesifik berdasarkan dalil yang tersurat dalam Al Qur'an dan Aqal Yang Berpegang kepada batasan Alquran dan Sunnah. Dan dari sifat sifat yang di uraikan secara spesifik itu pun referensiatif sehingga pada dasarnya semua sifat pun bisa di kembalikan ke sifat wajib 20 sendiri.
Sekali lagi, Abu al Hasan Al Asy'ari tidak membatasi sifat ketuhanan tetapi merumuskan sifat ketuhanan yang memang Allah sendiri tuturkan dalam Al Qur'an. Di hasilkan lah 50 Aqoid Al Iman, yang mana setiap muslim wajib mengetahui ke lima puluh ini secara terperinci beserta dalil nya.
Maka, jelas salah tuduhan sebuah kelompok yang mengatakan bahwasanha orang orang yang mengikuti rumusan Al Asy'ari (Asy'ariyyah) dikatakan telah membatasi sifat Allah. Padahal di awal Kita telah jelaskan, dalam konsep rumusan Al Asy'ari ada dua keyakinan yang harus di yakini. Pertama, secara Ijmali (umum) yaitu secara umum tidak perlu dirincikan, kita harus meyakini Allah tersifati oleh setiap sifat keagungan, keindahan, dan kesempurnaan. Serta di bersihkan dari setiap sifat kekurangan.
Kemudian secara Tafsili (rinci) yaitu kita harus mengetahui dan meyakininya secara terperinci 50 Aqoid Al iman
Post a Comment